DSC_0947

Seiring dengan tuntutan untuk melepaskan diri dari ketergantungan minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui dan kerusakan lingkungan akibat emisi gas buang, Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret menyelenggarakan Fist Symposium on Bioconversion dengan tema “Biokonversi Sumber Daya Alam Nabati untuk Menopang Kemandirian Bangsa.”

Simposium diselengarakan pada hari Kamis, 24 Agustus 2017 bertempat di Ruang Indraprasta UNS Inn Surakarta dengan peserta dari berbagai kota di Indonesia diantaranya adalah dari Bandung, Yogyakarta dan Jakarta.
Bertindak sebagai pembicara utama pada simposium adalah Prof. Dr. Selahattin Yilmaz dari Izmir Institue of Technology, Izmir, Turkey dan Prof. Arief Budiman dari Universitas Gajah Mada.

Menurut Prof. Arief Budiman dengan semakin terbatasnya sumber daya alam tidak terbarukan dan berbagai isu lingkungan menyebabkan konsep pegembangan kawasan beralih ke ekonomi berbasis hayati (biobased economy). Konsep ini membutuhkan sumber biomassa dalam jumlah besar yang bisa memunculkan dampak lingkungan seperti berkurangnya hutan, terganggunya biodiversity dan menurunnya produktivitas tanah.

Untuk menanggulangi efek negative tersebut, Arief Budiman memberikan alternative pemanfaatan mikroalga. Mikroalga adalah organisme mikroskopis berukuran 1-50 µm yang dapat berfotosintesis menggunakan energi cahaya dan air untuk menghasilkan biomassa dari CO2 dalam lingkungan air tawar atau laut. Keunggulan unik dari mikroalga ada pada reproduksinya yang sangat cepat.

“Mikroalga memilki banyak keunggulan jika digunakan untuk menghasilkan minyak sebagai bahan baku biodiesel disamping juga bisa menghasilkan biojetful, bioethanol dan biogas.” Demikian dikatakan Prof Arief.

Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua sedunia serta hamparan sinar matahari yang menyinari sepanjan tahun, mempunyai potensi besar untuk mengembangkan mikroalga berbasis biorefinery (konsep terintegrasi pemanfaatan biomassa). Meski banyak tantangan yang dihadapi jika ide dan konsep ini dipalikasikan, namun kita harus optimis bahwa 20 atau 30 tahun mendatang, minyak dari mikroalga akan mejadi primadona dunia.

Diharapkan dari simposium ini akan dapat meningkatkan semangat peneliti dan kerjasama dari berbagai pihak terkait untuk menunjang pembangunan di Indonesia.
“Kami berharap, simposium ini menjadi wadah menjalin kerjasama baik dari pihak pemerintah, industri, peneliti dan akademisi untuk menggali ide-ide visioner terkait usaha optimalisasi sumber daya alam nabati Indonesia.” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Desi Suci Handayani mewakili Dekan FMIPA UNS.

Simposium juga menghadirkan pembicara lain diantaranya Dr. Eng. Yessi Permana (Kimia ITB), Dr. rer.nat. Wirawan Ciptonugroho (TU Dortmund, Teknik Kimia UNS), Dr. rer.nat. Witri Wahyu Lestari (Kimia UNS), Dr. Khoirina Dwi Nugrahaningtyas (Kimia UNS), dan Dr. Bambang Heru Susanto, ST, MT (Teknik Kimia UI). [M2]