FMIPA UNS – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Silaturahmi Tahunan pada hari Selasa (18/05/2021) secara luring dan daring. Secara luring acara dilaksanakan di Ruang Aula Gedung C FMIPA dihadiri oleh pimpinan Fakultas MIPA. Sementara secara daring menggunaan aplikasi Zoom Meeting dengan dihadiri oleh Dosen, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa dan Alumni serta Pimpinan Universitas. Tampak hadir Rektor, Prof. Jamal Wiwoho dan Direktur Direktorat Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Sutanto, DEA

Dalam sambutannya Rektor mengatakan bahwa spirit Ramadhan telah mengajarkan kepada kita untuk mendisplinkan waktu. Mari bersama-sama mendisplinkan waktu untuk kemajuan UNS.

“Saya merasa senang dan bangga, karena ditengah-tengan UNS PTN BH, energi kinetik FMIPA memberikan andil besar untuk kemajuan UNS,” ujar Rektor

Lebih lanjut rektor mengatakan bahwa saat ini dosen di FMIPA yang bergelar doktor sangat banyak, dengan publikasi yang juga sangat banyak serta didukung integritas para dosen dan tenaga kependidikan di FMIPA yang begitu bagus. “Saya yakin dengan semangat idul fitri, semangat kebersamaan, dan nilai kedisplinan akan dapat membuat UNS lebih maju dan lebih baik kedepannya,”  pungkas Prof. Jamal.

Sementara itu hikmah Halal bi Halal disampaikan oleh Ustadz Dr.H. Jon Pamil, MA. dari Universitas Islam Negeri Sultas Syarif Kasim Riau. Dalam inti tausiahnya beliau menyampaikan pentingnya menjadi hamba yang bersyukur dengan tiga hal sekaligus, dengan hati, dengan lisan dan  memanfaatkan nikmat yang diberikan oleh pemberi nikmat sesuai kehendak-Nya. Syukur yang sebenarnya adalah syukur yang memenuhi tiga syarat tersebut.

Terkait dengan Ramadhan sebagai penyucian jiwa, Ustadz Jon Pamil mengatakan bahwa salah satu yang bisa mencegah potensi maksiat adalah puasa. Puasa adalah benteng bagi jiwa. Perlu diketahui bahwa potensi maksiat selalu dihadapi oleh manusia, baik di rumah, di kantor, di kamar dan sebagainya. Bisa melalui mata, telinga, kaki, tangan dan anggota badan yang lain.

“Jika selama satu bulan penuh hati manusia dibentengi dari potensi melakukan maksiat, maka jiwa manusia menjadi bersih. Jiwa atau hati yang bersih akan menghasilkan amal yang ikhlas. Amal yang ikhlas akan mengantarkan kepada sikap ihsan,” ujar Ustadz Pamil

Sikap ihsan ini akan membuat seseorang dalam beribadah maupun bekerja dengan sungguh-sungguh dan lebih baik. Karena semua amaliahnya merasa di awasi dan disaksikan oleh Allah SWT. Dan sikap ihsan ini akan mengantarkannya kepada sikap itqan. Yaitu sikap profesional. Apapun pekerjaan yang kita lakukan harus dikerjakan secara profesional, karena profesionalitas adalah spirit yang luar biasa.  [MnR/MIPA]