FMIPA UNS — Selama ini, Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) hanya dianggap sebagai limbah padat hasil pabrik kelapa sawit yang dapat merusak lingkungan dengan produksinya yang cukup besar yaitu 25% dari total produksi. Pemanfaatan TKKS yang rendah menjadikan TKKS sebagai limbah yang harus segera ditangani. Hal itulah yang mendasari ide dari tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk memanfaatkan limbah TKKS sebagai plester terapi luka diabetes.

Penemuan ini didapat oleh Inna Zuhriah Zain (S1 Farmasi) dengan anggota kelompok Tasya Saevita Nugroho (S1 Farmasi) dan Nurani Alawiah (S1 Kimia). Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan bimbingan Apt. Rita Rakhmawati, S.Farm., M.Si., mereka berhasil membuat inovasi ini. Produk plester terapi luka diabetes ini mereka namakan Zavir Plast SMART. Mereka mengangkat isu global bahwa penyakit diabetes menyebabkan luka yang sulit disembuhkan.

“Kami mengangkat dari isu global, penyakit diabetes yang menyebabkan luka sulit disembuhkan karena tidak aktifnya protein percepatan penyembuhan luka yang sering kali menyebabkan amputasi pada penderitanya. TKKS memiliki kandungan selulosa dengan kadar tinggi yaitu sekitar 43-63% yang dapat dimanfaatkan sebagai pembalut luka berupa hydrogel yang kemudian kami kombinasikan dengan umbi bidara upas dan daun sirih merah sebagai bahan aktif yang mendukung hydrogel dalam proses percepatan penyembuhan luka. Kami gunakan umbi bidara upas sebagai anti inflamasi dan daun sirih merah sebagai antibakteri dan antioksidan,” jelas Inna Zuhriah Zain sebagaimana dikutip dari uns.ac.id.

Zavir Plast SMART menjadi produk plester terapi luka diabetes yang ramah lingkungan dan memiliki harga terjangkau dibandingkan dengan produk komersial, serta dapat menjadi solusi dari minimnya pemanfaatan TKKS dan penyembuhan luka diabetes yang lambat. Zavir Plast SMART yang dihasilkan berwarna transparan kehijauan dan mudah terurai di lingkungan.

Inna menjelaskan, hasil dari penelitian ini akan didaftarkan sebagai hak cipta dan paten. Lebih lanjut, hasilnya juga didesiminasikan dalam ICAMBF 6th yang diselenggarakan pada Rabu-Kamis (8-9/9/2021) dan SANREM 5th yang akan diselenggarakan pada Selasa-Kamis (28-30/9/2021). Tahap komersialisasi sedang direncanakan lebih lanjut. Melalui inovasi Zavir Plast SMART ini, mereka berharap produk ini mampu dijadikan inovasi dan solusi penanganan luka diabetes yang sulit disembuhkan dan menghasilkan produk plester yang ramah lingkungan, serta mengurangi permasalahan limbah TKKS. [Mnr/MIPA]

Sumber : uns.ac.id