FMIPA UNS — Himpunan Mahasiswa Kimia (Himamia) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar keilmiahan. Himamia menghadirkan dua pembicara, yaitu Muhammad Salman Al-Farisi, S.IP. dan Dr. Revi Gama Hatta Novika. Webinar yang berlangsung pada Minggu (19/9/2021) ini diadakan melalui platform Zoom Cloud Meeting.

Webinar tersebut mengusung tema peran generasi muda dalam mengoptimalkan bonus demografi Indonesia melalui sains dan teknologi. M. Salman Al-Farisi yang merupakan environtmental enthusiast menyampaikan materi tentang Inovasi Sains dan Teknologi sebagai Strategi Penanggulangan Permasalahan Lingkungan. Ia menjelaskan bahwa penyebab krisis iklim digolongkan menjadi tiga, yaitu pelaku personal, pelaku masyarakat, dan level sistem atau kebijakan.

“Yang paling powerful memang di mikro atau masyarakat sehingga dampaknya lebih masif dan cepat. Tetapi yang ga kalah penting adalah sebelum menuju meso atau mikro yaitu personalnya, di mana kita bisa mengubah perspektif atau paradigma dulu. Mungkin untuk jawaban klisenya atau jawaban hal yang mungkin sering didengar teman-teman adalah coba ngasih base practice atau contoh yang relevan dengan audience teman-teman,” jelas Salman sebagaimana dikutip dari uns.ac.id

Dalam kasus pada masyarakat, harus dipahami terlebih dahulu siapa audience-nya. Apabila dapat menyesuakan, maka pesan yang disampaikan pun dapat dengan mudah terserap.

“Kalau kita lihat di Jakarta, Semarang, Bali, dan Banjarmasin ada kebijakan larangan kantong plastik sekali pakai. Itu adalah kebijakan insentif dari pemerintah untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai sehingga orang-orang semakin biasa. Di awal-awal akan struggle tetapi selanjutnya akan terbiasa dan akan mengubah semuanya,” imbuhnya.

Sementara itu, pembicara kedua yaitu Dr. Revi Gama yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran UNS menjelaskan bahwa kenyamanan bernapas ketika menggunakan masker diukur oleh diri sendiri.

“Kenapa dianjurkan dobel karena sudah ada riset bahwa masker medis yang didobel masker kain meningkatkan keketatan sehingga droplet di sekitar kita menjadi lebih minim untuk dapat terinfeksi sars Covid 2. Kalau sulit bernapas bisa menggunakan N-95 karena lebih menggembung. Kalau pakai N-95 tidak perlu didobel. Jadi kita pilih sendiri mana yang aman dan nyaman,” jelasnya. [MnR/MIPA]