FMIPA UNS – Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mendulang prestasi di kancah nasional. Kali ini, capaian membanggakan tersebut diraih oleh dua orang mahasiswa FMIPA UNS yang tergabung dalam sebuah tim pada ajang Mandalika Essay Competition (MEC). Mereka berhasil meraih gelar juara 3 dalam ajang tersebut.

Perwakilan mahasiswa FMIPA UNS peraih juara 3 tergabung dalam sebuah tim yang mereka beri nama Purple Team dengan anggota Adinda Putri Febrina Sari dari Prodi S-1 Farmasi, Nur Anindya Rahmawati dari S-1 Biologi yang diketuai oleh Putri Indah Nurani, mahasiswa Program Studi (Prodi) D-3 Farmasi. Tim yang mereka bentuk merupakan kolaborasi antara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Sekolah Vokasi (SV) UNS.

Sebagaimana dikutip dari laman uns.ac.id, Putri selaku ketua tim menjelaskan gambaran esai yang mereka buat. Esai milik Purple Team bertajuk “Inovasi Microneedle Patch dari Nano Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Terapi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II”. Mereka mengusung produk bernama Purple Patch yang menjadi suatu konsep dan bukti ilmiah sebagai terapi komplementer penderita Diabetes Mellitus (DM) tipe II.

Ide yang disampaikan adalah inovasi baru untuk terapi komplementer DM Tipe II yang efektif, efisien, dan minim efek samping. Gagasan ini mereka kaji guna berperan dalam upaya mencegah adanya bonus penderita diabetes yang mengiringi bonus demografi Indonesia pada tahun 2045. Selain itu, dalam poster ilmiah yang mereka buat, Purple Patch ini juga dikatakan dapat meningkatkan kepatuhan penderita DM tipe II dalam melakukan terapi. Inovasi Purple Patch hadir untuk membantu mengurangi angka prevalensi penderita DM tipe II di Indonesia.

“Permasalahan yang melatarbelakangi penulisan esai ini adalah banyaknya prevalensi penderita DM di Indonesia serta perkiraan melonjaknya prevalensi DM di Indonesia pada Indonesia Emas 2045,” terang Putri, Senin (11/4/2022).

Mandalika Essay Competition sendiri merupakan perlombaan menulis esai yang diadakan oleh Yayasan Rizki Prima Sentosa. Kegiatan ini diikuti 348 peserta secara keseluruhan dan menyaringnya menjadi 22 finalis. Selain melombakan esai, ada pula agenda pengabdian masyarakat dengan mengikutsertakan para finalis. Keseluruhan acara berlangsung selama 3 hari pada 25-27 Maret 2022.

“Pengalaman selama mengikuti kompetisi MEC ini pastinya sangat seru dan ini merupakan hal baru bagi kami, terbang ke luar Jawa untuk presentasi offline,” ujar Putri.

Pada kegiatan MEC ini memang tidak hanya menyelenggarakan kompetisi. Adapula kegiatan volunteer dan field trip sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan tersebut pun turut memberikan pengalaman baru yang tidak terlupakan bagi mereka.

Putri dan teman-temannya mengaku senang dengan capaian yang mereka dapatkan dalam kompetisi ini. Meskipun bukan menjadi juara 1, mereka tetap bangga masuk dalam posisi 3 besar. Lewat esai yang ditulis tersebut, mereka juga mampu menyisihkan ratusan peserta lainnya.

“Harapan kami setelah mengikuti MEC ini kami bisa lebih produktif lagi untuk bisa berkarya. Melalui karya ini, kami berharap inovasi kami bisa menjadi inovasi baru dan diwujudkan dengan kolaborasi bersama pakar kesehatan dan peneliti khususnya bidang kesehatan serta farmasi dalam upaya menangani kasus DM di Indonesia,” harap Putri. 

Ditemui secara terpisah, Adinda juga menyatakan harapan yang sama. Lebih lanjut dia mengatakan, semoga dengan kontribusi kontribusi kita, meskipun kecil, dapat berdampak bagi orang lain.  “Kita semua punya peran masing-masing, kita semua berprestasi, punya potensi, tinggal kita mau memaksimalkannya atau tidak.” ujar Adinda.

Tidak lupa Adinda juga berpesan kepada para mahasiswa aktif untuk memanfaatkan status dan peran sebagai mahasiswa, karena banyak peluang di luar sana yang menunggu peran aktif kita. “Mumpung kita masih jadi mahasiswa, masih muda, masih punya banyak waktu dan energi, yuk kita maksimalkan potensi dan kebermanfaatan kita,” punkas Adinda. [MnR/MIPA]