FMIPA UNS – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Menggelar Taraweh Bersam pada hari Jum’at (22/4/2022) bertempat di Masjid FMIPA. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ahmad Yunus, M.S., Wakil Rektor Umum dan SDM, Prof. Dr. Bandi, M.Si., Ak dan Wakil Rektor Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi, Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si beserta jajaran pimpinan Universitas. Hadir pula Dekan Fakultas MIPA, Drs. HArjana, M.S.i., M.Sc., Ph.D beserta para wakil Dekan, dosen, mahasiswa dan Dharma Wanita Persatuan Unit Pelaksana Fakultas MIPA.

Pada sambutannya, Rektor mengajak kepada seluruh jama’ah untuk lebih meningkatkan ibadah di sepuluh hari yang akhir di bulan Ramadhan. “Mari kita Bersama-sama memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bisa meningkatkan amal-amal  di buan  suci Ramadhan,” ajak Rektor.

Tidak lupa Rektor mengucapkan terima kasih kepada Dekan dan para wakil dekan atas kebersamaan dan kehadirannya pada pelaksanaan taraweh bersama.

Setelah shalat taraweh dilanjutnan dengan Kajian Ramadhan yang disampaikan oleh Dr. Zainul Abas, S.Ag., M.Ag. dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Dalam ceramahnya, Dr. Zainul Abas  menyampaikan bahwa puasa adalah ibadah multi dimensi, meliputi dimensi aqidah, dimensi fiqih, dimensi tasawuf, dimensi akhlak, dimensi kesehatan, dimensi ekonomi dan boga, dimensi sosial budaya dan dimensi ilmu pengetahuan dan teknologi

Dalam dimensi aqidah, sasaran perintah berpuasa adalah orang-orang yang beriman. Allah tengah menyapa kita dan mengajak dialog serta mengajak untuk berpuasa. Sementara dari dimensi tasawuf, selain iman, puasa juga harus didasari oleh rasa ikhlas dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT.  Dengan ibadah puasa, kita semakin mendekatkan diri kepada Allah. Puasa membersihkan dan menghapus kotoran yang ada di dalam hati.

Masih menurut Zainul Abas, dimensi akhlak dari ibadah puasa adalah terkait dengan pendidikan karakter. Untuk bisa menikmati hasil puasa, agar tidak hanya mendapatkan haus dan lapar, maka anggota badan juga harus puasa. Seperti lisan, mata, telinga, tangan dan sebagainya harus puasa dari hal-hal yang jelek, dan semua itu harus digunakan untuk hal-hal yang baik.

Yang tidak kalah penting adalah  puasa dilihat dari dimensi sosial budaya. Fenomena yang terjadi selama bulan puasa diantaranya adalah sedekah yang semakin meningkat, ini berarti rasa kepedulian kita juga meningkat. Membangun semangat kepedulian diantara kita, yang berarti ada unsur sosial budaya. Sementara itu, terkait dengan dimensi ilmu pengetahuan dan teknologi, puasa Ramadhan memunculkan dan mendorong perkembangan ilmu hisab dan astronomi. [MnR/MIPA]