Mendukung Kebijakan Kampus Inklusi, FMIPA UNS Menyelenggarakan Seminar Pendampingan Mahasiswa Disabilitas

FMIPA UNS – Kepedulian terhadap kampus inklusi ditunjukkan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta salah satunya dengan mengadaakn seminar pendampingan mahasiswa disabilitas. Seminar yang diselenggarakan pada hari Selasa ( 16/7/2024) bertempat di Ruang Aula Gedung C Fakultas MIPA, menghadirkan Dr. Ahsan Junaidi Romadlon, M.Pd. sebagai narasumber. Hampir seratusan peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di UNS mengikuti acara tersebut.

Dr. Ahsan adalah Kepala Program Studi S2 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Dalam materinya beliau menyampaikan tentang Strategi Pendampingan Mahasiswa Disabilitas. Menurut Dr. Ahsan ada beberapa ragam mahasiswa disabilitas di perguruan tinggi, mulai dari tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan lainnya. Masing-masing mahasiswa penyandang disabilitas memunyai karakteristiknya sendiri, sehingga pendampingan terhadap mereka juga tidak sama.

Secara garis besar, pendampingan terhadap mahasiswa disabilitas dapat dibagi kedalam dua hal, yang berkenaan dengan akademik dan non akademik. Untuk yang akademik, diantaranya adalah pendampingan pada saat penerimaan mahasiswa baru, proses administrasi akademik, proses perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir. Sementara untuk non-akademik diantaranya adalah pendampingan dalam hal mencari pemondokan atau tempat tinggal dan juga dalam hal pertemanan atau pencarian komunitas.  

Masih menurut Dr. Ahsan, tujuan pendampingan terhadap penyandang disabiitas diantaranya adalah mengurangi hambatan yang mereka alami. Disamping itu juga untuk meningkatkan peran serta penyandang disabilitas dalam semua aktivitas di kampus.

“Pendampingan terhadap penyandang disabilitas adalah untuk mengurangi hambatan yang mereka hadapi dan juga untuk meningkatkan peran serta mereka dalam semua aktivitas di kampus,” terang Dr. Ahsan

Dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas juga perlu menjunjung etika. Sebagai contoh jika berinteraksi dengan penyandang disabilitas tunanetra, sebelum melakukan kontak fisik seperti menyentuh atau menggandeng, harus memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menawarkan apakah ada yang bisa dibantu.

Demikian juga etika berkomunikasi dengan penyandang cerebral palsy. Ketika berkomunikasi dengan mereka maka harus berbicara dengan jelas, serta tidak ragu-ragu untuk meminta mengulangi perkataannya jika memang tidak paham. Jangan memotong pembicaraannya, serta jangan memaksanya untuk berbicara dengan cepat.

Perlu diketahui bahwa UNS sudah lama mencanangkan sebagai kampus yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Dan yang lebih membanggakan adalah pada tahun 2021 UNS mendapatkan penghargaan sebagai salah satu kampus inkusi, Inclusive Award. Pengharggaan dalam bidang pendidikan ini diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia (RI) yang diserahkan kepada Rektor UNS pada tahun 2021 lalu.

Sementara itu, Dekan Fakultas MIPA, Drs. Harjana, M.Si.,M.Sc. Ph.D. dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan seminar ini bertujuan untuk mendukung kebijakan kampus inklusi, menjadikan suasana belajar nyaman bagi penyandang disabilitas. Serta meningkatakan pemahaman di kalangan sivitas akademika terhadap teman-teman difabel. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita bisa menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

“Seminar ini bertujuan untuk mendukung kebijakan kampus inklusi, menjadikan suasana belajar nyaman bagi penyandag disabilitas. Serta meningkatakan pemahaman di kalangan sivitas akademika terhadap teman-teman difabel,” punkas Dekan. [Humas Fakultas MIPA UNS]

Scroll to Top