Tim Pengabdian FMIPA UNS Terapkan Teknologi Biopori untuk Kendalikan Air Limpasan di Perumahan BGI, Karanganyar

FMIPA UNS – Tim pengabdian masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil mengimplementasikan teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai solusi pengendalian air limpasan (runoff) di Perumahan Bumi Graha Indah (BGI), Jaten, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Grup Riset (PKM HGR) yang berfokus pada isu perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

Ketua tim pengabdian, Dr. Ir. Budi Legowo, S.Si., M.Si., dari FMIPA UNS, menjelaskan bahwa penerapan biopori menjadi langkah nyata untuk mengurangi risiko genangan dan meningkatkan infiltrasi air hujan di kawasan permukiman padat.

“Pertumbuhan kawasan permukiman di Jaten menyebabkan berkurangnya area resapan dan meningkatnya potensi banjir lokal. Melalui lubang resapan biopori, kami membantu warga mengembalikan fungsi alami tanah agar mampu menyerap air hujan sekaligus mengelola sampah organik rumah tangga,” ujar Dr. Legowo sebagaimana disampaikan kepada tim mipa.uns.ac.id pada Jumat (24/10/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (20-21/9/2025) oleh Center of Applied Physics for Wellness and Sustainable Living – UNS ini melibatkan dosen, mahasiswa, serta warga Perumahan Bumi Graha Indah. Rangkaian kegiatan meliputi survei lokasi, sosialisasi dan pelatihan, pembuatan LRB, hingga evaluasi efektivitas di lapangan.

Sebanyak 20 lubang resapan biopori telah dibuat di titik-titik strategis seperti taman, halaman rumah, dan saluran air mikro. Hasil pemantauan menunjukkan penurunan kedalaman genangan rata-rata dari 8,05 cm menjadi 2,98 cm, atau setara penurunan sekitar 63 persen. Selain itu, durasi genangan berkurang signifikan dari dua jam lebih menjadi kurang dari satu jam.

“Kami juga menemukan peningkatan kesadaran warga terhadap pengelolaan lingkungan. Setelah pelatihan, tingkat pemahaman dan partisipasi masyarakat meningkat hingga 30 persen. Ini menunjukkan keberhasilan pendekatan partisipatif dalam membangun kesadaran ekologis,” tambah Budi Legowo.

Program ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat agar mampu merawat dan memperbanyak lubang resapan secara mandiri. LRB terbukti efektif, murah, dan berkelanjutan sebagai solusi konservasi air di kawasan permukiman urban.

Kegiatan pengabdian ini mendapat dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, dan menjadi bagian dari komitmen UNS dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi lingkungan. [Humas Fakultas MIPA UNS]

Scroll to Top