FMIPA UNS dan PT DeNature Indonesia Kembangkan Jamu SAPUANGIN untuk Imunomodulator Berbasis Nanoteknologi

FMIPA UNS – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjalin kolaborasi strategis dengan PT DeNature Indonesia dalam pengembangan jamu SAPUANGIN yang berfungsi sebagai imunomodulator berbasis nanoteknologi. Inisiatif ini menjadi langkah konkret dalam mendorong hilirisasi riset herbal menuju produk kesehatan inovatif yang siap dikomersialisasikan.

Kerja sama ini merupakan inisiatif ajakan dari mitra industri PT DeNature Indonesia dan  Program Studi S1 Farmasi FMIPA UNS menangkap peluang ajakan tersebut. Melalui pendanaan kemdiktisaintek 2025, program ajakan industri selama 2 tahun 2025-2026 ini diharapkan dapat menghasilkan produk jamu inovatif yang siap dipasarkan kepada masyarakat.

“Pendanaan dua tahun ini akan digunakan untuk mengembangkan formulasi jamu dengan pendekatan nanoteknologi agar efektivitasnya dalam meningkatkan sistem imun dapat lebih optimal dan melalui pengujian laboratorium,” jelas Dr. Rita Rakhmawati kepada tim mipa.uns.ac.id pada Kamis (13/11/2025. Dr. Rita Rakhmawati adalah ketua tim peneliti ajakan industri dari Prodi S1 Farmasi UNS.

Kerja sama ini juga melibatkan mahasiswa Farmasi UNS dalam kegiatan riset, uji formulasi, dan pengembangan produk. Keterlibatan mahasiswa diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran langsung dalam penerapan ilmu farmasi dan inovasi teknologi herbal, sekaligus memperkuat semangat kolaborasi antara akademisi muda dan dunia industri.

Sebagai bentuk resmi dari kerja sama ini, telah ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT DeNature Indonesia dan FMIPA UNS. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam mendukung upaya hilirisasi riset serta memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan industri dalam menciptakan inovasi berbasis riset.

Apoteker Penangungjawab Ibu apt. Arini dari PT DeNature Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan UNS dalam proyek ini. “Kami melihat potensi besar dari kolaborasi ini, tidak hanya untuk mengembangkan produk jamu yang berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai kontribusi nyata dalam penguatan industri herbal nasional serta keberlanjutan kerjasama kedepannya,” ujarnya.

apt. Fitrawan Hernuza, M.Sc, selaku anggota peneliti menambahkan bahwa formula jamu imunomodulator yang dikembangkan dalam kerja sama ini telah didaftarkan patennya. “Kerja sama ini sejalan dengan upaya UNS untuk terus memperluas jejaring dan meningkatkan kontribusi riset aplikatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan dukungan teknologi modern seperti nanoteknologi, UNS berkomitmen menjadi pelopor dalam pengembangan produk jamu inovatif yang mampu bersaing di pasar global,” ungkapnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata sinergi antara akademisi dan industri dalam menghasilkan produk kesehatan berbasis kearifan lokal yang memiliki nilai tambah tinggi di era sains dan teknologi modern. [Humas Fakultas MIPA UNS]

Scroll to Top