Peduli akan obat herbal atau jamu tradisional yang menjadi warisan turun temurun, Fakultas Matematika dan Ilmu Penetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelengarakan Seminar Nasional Pengembangan dan Kewaspadaan Obat Herbal. Seminar yang diadakan pada Selasa (7/3) betempat di aula gedung C FMIPA UNS menghadirkan pembicara dari kalangan  Pemerintah, Industri dan juga akademisi.
Tampil sebagai pembicara pertama adalah dr. Siti Wahyuningsih, M. Kes kepala dinas kesehatan Kota Surakarta. Dalam materinya beliau mengatakan pentingnya pengawasan dari pemerintah akan peredaran obat tradisonal. Obat herbal atau jamu tradisonal yang selama ini dikenal oleh masyarakat aman untuk dikonumsi ternyata harus memenuhi standar kesehatan.
Karena pada kenyataanya banyak obat herbal yang beredar di masyarakat mengandung bahan kimia obat, bahkan banyak obat herbal yang tidak punya izin edar.
“Peran masyarakat sangat diperlukan terkait dengan peredaran obat herbal, agar konsumen terlindungi dari kesalahan dalam meminum jamu tradisonal yang efeknya bisa berbahaya karena mengandung bahan kimia obat,†demikian dikatakan oleh dr. Siti Wahyuningsih.
Pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan kota Surakarta sering memberikan bimbingan dan pelatihan kepada produsen obat tradisional terutama jamu gendong. Dari hasil pantuan dinas kesehatan banyak obat racikan dan jamu gendong tidak memenuhi syarat higienis baik bahan baku, proses produksi dan kemasan atau wadah.
Sementara itu dari kalangan industri hadir Prof. Dr. Bernard T. Widjaja, M.M. dari PT Martina Berto, Tbk (Martha Tilaar Group) dan Drs. Nyoto Wardoyo, Apt. (Dirut PT Deltomed Laboratories). Baik Prof, Bernard maupun Drs. Nyoto sepakat untuk membuat inovasi produk jamu, dari produk jamu yang pahit rasanya menjadi produk jamu yang manis dan disukai oleh masyarakat tanpa menghilangkan kasiatnya. Mereka berdua sadar bahwa obat herbal atau jamu tradisional menjadi unggulan inovasi, karena alam Indonesia yang sangat subur sehingga sangat mendukung pengembangan obat tradisonal.
Bahkan PT Martha Tilaar Group membuka peluang kerjasama penelitian dengan pihak akademisi tidak terkecuali dengan pihak UNS untuk mengembangkan obat herbal dengan membuka unit Martha Tilaar Inovation Center. Bekerjasama dengan Kemenristekdikti, Martha Tilaar Inovation Center mengundang para peneliti yang berminat di bidang tanaman obat herbal untuk bekompetisi dalam Ristekdikti-MTIC Award 2017 dengan mengumpulkan hasil penelitian tentang tanaman obat.
Hadir sebagai pembicara terakhir adalah Dinar Sari Cahyaningrum W., S. Farm, M.Si kandidat doktor dari Leiden University sekaligus pakar Herbal dari FMIPA UNS yang mengupas dari segi ilmiah perihal tanaman yang berhasiat obat. Â [M2]