Foto : dok joglosemar

FMIPA UNS – “Semangat bersama dalam Mengelola Lingkungan di Era New Normal harus terus di-nurturing (asuh) agar terus menjadi perilaku yang ajeg, permanen, membudaya bagi setiap individu yang akan memunculkan ecoself healing yaitu imunitas berbasis daya dukung lingkungan yang kondusif.” Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Prabang Setyono, M. Si, C.EIA., IPM (Kepala Program Studi Ilmu Lingkunagn FMIPA UNS pada Webinar.

Webinar yang diselenggarakan pada hari Rabu (2/9/2020) merupakan Kerjasama Program Studi Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Syslab Learing Institute dengan tajuk Syslab Goes to Campus.

Lebih lanjut Prabang mengatakan bahwa, pergeseran paradigma manajemen lingkungan dipengaruhi oleh Systems Thinking yaitu pendekatan yang melihat suatu masalah secara menyeluruh (holistic).

Prabang mencontohkan dalam kasus pendemi Covid19. Pada kasus ini terjadi beberapa pergeseran paradigma manajemen lingkungan diantaranya adalah pergeseran dari dimensi kuantitatif menjadi dimensi kualitatif. Dimana biasanya pengukuran sebuah entitas dalam angka, kedepan akan berubah entitas dalam perubahan yang berkualitas, nilai fungsi dan EVA atau Environmental Value Added.

Bisa juga terjadi pergeseran paradigma manajemen lingkungan dari aspek koordinatif menjadi aspek kolaboratif, dimana aspek koordinatif biasanya ditandai dengan persepktif stakeholder atau kewenangan. Sementara  aspek kolaboratif lebih menekankan pada perspektif shareholder atau kontributif.

Dan pergeseran paradigma berikutnya adalah manajemen lingkungan dari management knowledge menjadi knowledge management. Manajemen yang perspektifnya strukturalis menuju manajemen yang perspektifnya saintifikasi atau kebijakan berbasis ilmu pengetahuan. [MnR/MIPA]