FMIPA UNS – Adanya pendemi covid-19 membuat pergeseran besar dalam kehidupan, karena virus ini tidak akan pernah musnah meski telah ditemukan vaksin. Demikian dikatakan oleh Prof. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, Ph.D dalam seminar webinar Pembelajaran berbasis daring dalam masa Pendemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS). Seminar webinar ini diselenggarakan pada hari Rabu (24/6/2020) dengan menampialkan dua orang nara sumber yaitu Prof. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, Ph.D (Ketua umum Aliansi Pendidikan Vokasi Indonesia) dan Dr. Sutanto, D.E.A (Dosen sekaligus pakar matematika UNS)

Menurut Prof. Marsudi yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Independent PT Telekomunikasi Indonesia, bahwa akan terjadi empat pergeseran besar dalam kehidupan yaitu Stay at Home Lifestyle, Bottom of The Pyramid, Go Virtual dan Empathic Society.

Gaya hidup baru yang muncul adalah dengan tetap tinggal di rumah (stay at home), bekerja dari dan juga melakukan kegiatan yang lain dari rumah. Hal ini dikarenakan adanya social distancing atau menjaga jarak sosial. Meski virus ini tingkat kematiannya bisa dibilang kecil, sekitar 2%, namun  daya tularnya kuar biasa.

“salah satu strategi untuk meminimalkan penularan virus ini adalah dengan menjaga jarak, menggunakan masker. Sehingga kedepannya akan memunculkan system kerja secara remote atau kerja dari rumah’” ujar Prof. Marsudi

Pergeseran kedua adalah tentang kebutuhan dasar manusia. Mengacu ke piramida Maslow, dengan adanya pendemi ini, manusia kini bergeser kebutuhannya, dari puncak piramida yaitu aktualisasi diri ke dasar piramida yaitu makan, kesehatan dan keamanan jiwa raga. Pergeseran berikutnya adalah budaya menuju virtual (Go Virtual). Dengan adanya covid-19, masyarakat menghindari kontak fisik antar manusia, mereka beralih menggunakan media virtual atau digital. Meskipun penggunaan media digital sudah mulai digunakan beberapa tahun yang lalu, namun saat ini penggunaannya semakin massif. Termasuk hal ini dalam pemanfaatan untuk proses pembelajaran.

Saat ini sudah banyak sekali aplikasi yang bisa digunakan untuk pembelajaran secara digital, mulai dari google classroom, duolingo, iMath dan lain-lain. Bahkan kita bisa menciptakan metode pembelajatan sendiri. Menurut Prof. Marsudi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita membuat materi pembelajaran sendiri. Diantaranya adalah persiapan, mengumpulkan bahan, membuat skrip, merancang visual, membuat materi dan yang terakhir adalah menggabungkan semuanya.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan metode pembalajaran online adalah bagaimana agar perhatian audiens atau mahasiswa fokus dan tertarik pada materi yang kita sampaikan. Salah satu cara adalah dengan mengetahui hukum dasar pembelajaran yaitu law of readiness, law of willingness, law of effect, law of joy dan law of repetation.

Sementara pada sesi kedua menampilkan pembicara Dr. Sutanto, D.E.A, dosen sekaligus pakar matematika UNS. Menurut Dr. Sutanto, ada dua masalah besar yang muncul akibat pendemi covid-19, yaitu pendidikan dan ekonomi. Telah terjadi perubahan yang signifikan dalam proses pembelajaran dan laju pertumbuhan ekonomi.,.

Untuk megatasi problem pendidikan utamanya untuk proses pembelajaran matematika, Dr. Sutanto menawarkan konsep Model Integrated Contextual Learning untuk pembelajaran matematika. Dengan metode ini diharapkan pembelajaran matematika jadi menarik karena dihubungkan dengan kehidupan nyata. Sementara untuk masalah ekonomi, Dr. Sutanto menawarkan konep barter dan online trading di pasar tradisonal untuk mengatasi penurunan traksaksi selama masa pandemic.

Terlepas dari itu semua, baik Dr. Sutanto maupun Prof. Marsudi sepakat bahwa di masa pandemic dibutuhkan kreatifitas dalam berbagai bidang terutama bidang pendidikan. [MnR/MIPA]