Kolaborasi Riset Penyakit Sengon: Menemukan Sol

Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) terus memperkuat kontribusinya dalam riset terapan melalui kolaborasi lintas institusi. Salah satu bentuk nyata dari sinergi ini adalah kerja sama riset antara kelompok Biomateri Tumbuhan dan Biomateri Mikrobia dengan para peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) di bidang Mikrobiologi Terapan.
Penelitian ini secara khusus menyoroti penyakit penting pada tanaman kehutanan, yaitu karat puru (rust gall) pada pohon sengon (Paraserianthes falcataria), yang disebabkan oleh jamur patogen Uromycladium falcatarium. Jamur ini menyerang jaringan tanaman dan memicu pembentukan gall atau pembengkakan abnormal pada cabang dan batang, yang menyebabkan deformasi pertumbuhan, penurunan nilai kayu, bahkan kematian tanaman muda.
Tim peneliti UNS, yang terdiri dari Dr. Ratna Setyaningsih, M.Si. dan Arii Pitoyo, S.Si., M.Sc., bekerja sama dengan Dr. Neo Endra Lelana dan Dr. Ragil dari BRIN untuk menyelidiki potensi pengendalian hayati terhadap penyakit ini. Riset ini menyertakan mahasiswa S1 Biologi sebagai bagian dari tugas akhir mereka, memberi mereka pengalaman langsung dalam riset lapangan dan laboratorium.
Fokus utama penelitian ini meliputi:
- Isolasi mikroorganisme (bakteri dan fungi) dari pohon sengon yang tahan terhadap serangan karat puru.
- Karakterisasi dan uji aktivitas hayati isolat dalam menghambat pertumbuhan Uromycladium falcatarium.
- Eksplorasi potensi senyawa aktif dari mikroba endofit atau epifit sebagai bahan baku biofungisida alami.
Diharapkan dari hasil penelitian ini akan ditemukan agen hayati yang efektif dan ramah lingkungan, serta senyawa bioaktif baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut dalam industri pengendalian hama dan penyakit tanaman. Kolaborasi ini mencerminkan peran aktif UNS dalam menjawab tantangan nyata di sektor kehutanan dengan pendekatan saintifik dan kolaboratif. Langkah ini juga menjadi contoh nyata integrasi antara pendidikan tinggi, penelitian, dan solusi berkelanjutan berbasis biodiversitas lokal Indonesia.