FMIPA UNS – Sertifikasi noise eksternal merupakan salah satu Tahap wajib yang harus dilakukan oleh industri pesawat terbang untuk setiap produk yang mereka kembangkan. Untuk memenuhi keperluan tersebut, PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) telah melakukan kerjasama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret untuk produk baru pesawat N219. Butiran kerjasama ini dituangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) yang kemudian perjanjian kerjasama teknisnya tersajikan dalam bentuk Scope of Work (SoW) yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas MIPA dan Deputi Pengembangan N219.

Pesawat N219 merupakan pesawat ringan dengan mesin propeller ganda dan sanggup membawa sembilan belas penumpang. Pesawat ini dirancang sebagai wahana multi fungsi, baik untuk penerbangan jarak pendek maupun untuk keperluan lain semisal pemetaan.

Aktivitas sertifikasi eksternal noise telah dilaksanakan di Bandara Adi Soemarmo Solo pada tanggal 13 dan 14 Nopember 2019. Sebagaimana dikatakan oleh Drs. Iwan Yahya, M.Si., salah satu peniliti dan dosen FMIPA bahwa kegiatan ini telah terlebih dahulu dilalui dengan beragam proses baik perencanaan, persiapan dan kalibrasi peralatan maupun diskusi-diskusi teknis antara tim teknis PTDI dengan tim dari FMIPA UNS.

Tim dari iARG FMIPA UNS dan PT DI melakukan sertifikasi noice untuk pesawat N219 di Bandara Adi Soemarmo Solo pada tanggal 13 dan 14 Nopember 2019

“Itu bagian dari rangkaian proses yang berlangsung sepanjang tahun 2019 mulai  dari penandatangan MoU, pertemuan teknis antara tim iARG UNS dengan tim Noise N219, hingga proses pengukuran di bandara Adi Soemarmo,” demikian disampaikan Iwan pada Selasa (10/12/2019)

Peneliti dari Laboratorium Riset Akustik, The Iwany Acoustics Reseasch Group (iARG) di Program Studi Fisika melaksanakan proses dimaksud dengan peralatan riset yang dimiliki oleh iARG. Keseluruhan proses sertifikasi dilaksanakan Bersama-sama dengan para ahli dari PTDI dan Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) Kemeterian Perhubungan Republik Indonesia. Pekerjaan tersebut berjalan dengan memuaskan, sekaligus merupakan tonggak bersejarah bagi PTDI karena tercatat sebagai kegiatan sertifikasi esternal noise yang pertama kali dilakukan semenjak PTDI berdiri. [MnR/MIPA]