FMIPA UNS – Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil memperoleh medali emas dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2021  yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang diikuti oleh 14 negara dengan juri dari dalam dan luar negeri. Selain medali emas, tim juga memperoleh Special Award dari Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia (YPPI). Penyerahan medali dilangsungkan di Surabaya pada hari Selasa (14/12/2021).

Tim yang terdiri dari empat orang, Rakel Junetty (Prodi Matematika), Fatata A’izza Rosyada (Prodi Matematika), Millenia Trias Puspa Rukmi (Prodi Kimia) dan Dji Hanafit (Pendidikan Teknik Mesin/FKIP) membuat karya yang diberi nama  Green-Ma (Utilization of biofilter and manganese greensand for tofu wastewater filtration system). Sebuah alat yang dapat memfilter limbah cair tahu sebelum dibuang ke sungai.

Adapun latar belakang dibuatnya alat tersebut karena melihat kondisi sosial di daerah tempat KKN, dimana limbah cair tahu langsung dibuang ke sungai, sedangkan limbah cair tersebut memiliki kandungan yang cukup berbahaya apabila dibuang tanpa melalui filtrasi terlebih dahulu.

“Kami prihatin melihat kondisi sosial di daerah tempat KKN, dimana limbah cair tahu langsung dibuang ke sungai, padahal  limbah cair tersebut memiliki kandungan yang cukup berbahaya dibuang tanpa melalui filtrasi terlebih dahulu,” ujar Rakel Junetty kepada tim mipa.uns.ac.id pada Rabu (22/12/2021).

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh tim ini sebelum memasuki invention talk, diantaranya adalah pengumpulan paper, poster dan ppt. Kemudian sebelum sesi penjurian meraka harus mendaftarkan untuk tampil di invention talk. Dan mereka bersyukur karena bisa lolos seleksi dan  bisa mempresentasikan karyanya di acara invention talk tersebut.

Rasa syukur dan bahagia dirasakan oleh Rakel Junetty dan tim atas perolehan prestasi ini. “Saya dan tim merasa bersyukur atas pencapaian tersebut dan tentunya bahagia, karena ini merupakan lomba offline pertama selama masa pandemi. Kami berharap agar karya yang kami teliti ini dapat terus bisa berkembang dan bisa bermanfaat bagi para industri tahu secara umum,” terang Rakel.

Ada beberapa alasan mengapa Rakel dan tim tertarik mengikuti ajang ini. Diantaranya adalah untuk menambah relasi dan pengalaman dikarenakan ini event internasional yang diikuti oleh 14 negara dengan dewan juri berasal dari dalam dan luar negeri. Disamping itu, karena ini ajang berbentuk invention (pameran), jadi cukup menarik digunakan sebagai momen menunjukkan karya yang diharapkan bisa dikomersilkan.

Tim yang terdiri dari emapt orang ini, menurut Rakel sangat proporsional, karena terdiri dari 3 Program Studi yang semuanya berperan aktif dan menjalankna project. Untuk desain dan rancang alatnya dipercayakan kepada Dji Hanafit, mahasiswa dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin. Sementara untuk uji beberapa kandungan dalam limbah cair tahu dilakukan oleh Millenia Trias Puspa Rukmi dari Prodi Kimia. Untuk optimasi alat dan biayanya oleh Rakel dan Fatata dari Prodi Matematika. [MnR/MIPA]