Mahasiswa Farmasi UNS Kenalkan Bahaya Kosmetik Ilegal dan Profesi Apoteker kepada Warga Mojosongo, Surakarta

FMIPA UNS — Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkolaborasi dengan tim Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Group Research (PKM HGR) UNS bidang Pharmaceutical Technology and Drug Delivery. Mereka menyelenggarakan dua kegiatan edukatif di RW 38, Dusun Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta.

Program ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan diketuai oleh Prof. Dr. apt. Ahmad Ainurofiq, S.Si., M.Si., bersama tim dosen pendamping yaitu apt. Hana Anisa Fatimi, S.Farm., M.Pharm.Sci.; apt. Imam Prabowo, S.Farm., M.Farm.; apt. Rizky Dwi Larasati, M.S.Farm.; dan apt. Syaiful Choiri, S.Farm., M.Pharm.Sci., serta mahasiswa HMF UNS.

Sosialisasi Bahaya Kosmetik Ilegal

Kegiatan pertama bertajuk “Sosialisasi Bahaya Kosmetik Berbahaya” menyasar warga dewasa dan dilaksanakan pada Juni 2025 di RW 38, Dusun Kepuhsari. Sebanyak 20 anggota Karang Taruna Kusuma Muda dan 4 perangkat desa ikut hadir.

Materi disampaikan oleh Tim Mahasiswa yaitu Ashrifathia Haifani, Riska Aulia Suhada, Fatimah Aqilah Az Zahro, dan Dila Okta Maharani. Sosialisasi ini menyoroti bahaya penggunaan kosmetik ilegal yang mengandung zat berbahaya seperti merkuri, hidrokuinon, formaldehid, timbal, dan paraben dosis tinggi.

Peserta juga dikenalkan pada jenis-jenis kosmetik (medik, hipoalergenik, tradisional, biokosmetika), serta manfaat kandungan seperti vitamin C dan E, ekstrak teh hijau, kolagen, dan peptida sintetis. “Masyarakat diajarkan cara mengenali produk kadaluarsa, efek samping jangka panjang, dan cara memverifikasi legalitas produk melalui laman resmi BPOM (https://cekbpom.pom.go.id),” terang Ashrifathia Haifani kepada uns.ac.id, Senin (4/8/2025).

Apoteker Cilik Sebelas Maret (APISEMA)

Kegiatan kedua bertajuk “Aku Apoteker Hebat” berlangsung di Masjid Al Mu’min, RW 38 Dusun Kepuhsari, dan diikuti oleh 34 anak. Melalui lima pos pembelajaran tematik, anak-anak diajak mengenal profesi apoteker secara menyenangkan. Pos pertama, pengenalan atribut apoteker (pin, hair cap, hand sanitizer). Pos kedua, menjodohkan nama obat dan bentuknya. Pos ketiga, berhitung obat sederhana. Pos keempat dan kelima simulasi pembuatan kapsul dan puyer.

Penilaian dilakukan berdasarkan partisipasi, kerja sama tim, dan semangat belajar. Tiga kelompok terbaik mendapatkan hadiah, sementara satu kelompok dengan sikap paling kondusif memperoleh penghargaan khusus.

Rangkaian kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan literasi masyarakat terhadap keamanan produk kosmetik, serta menumbuhkan minat anak-anak terhadap ilmu farmasi dan profesi apoteker. Melalui pendekatan edukatif yang kreatif dan kolaboratif, program ini menjadi contoh sinergi mahasiswa dan masyarakat dalam menciptakan dampak sosial yang positif dan berkelanjutan. [Humas FMIPA UNS]

  • Artikel ini pernah tanyang di uns.ac.id
Scroll to Top