FMIPA – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menciptakan Plester Luka dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dikombinasikan dengan Ikan Sidat yang diberi nama Pulosakti. Penelitian yang dilakukan oleh Alfiyatul Fithri dan Wahyu Puji Pamungkas dibawah bimbigan Dr rer nat Maulidan Firdaus MSc ini mendapatkan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) senilai Rp 20 juta.
Kepada wartawan Fithri mengatakan bahwa untuk bisa lolos mendapatkan dana penelitian dari BPDPKS, ia harus bertarung dengan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Dari 400 proposal penelitian yang masuk ke BPDPKS, hanya 20 proposal penelitian yang lolos dan memperoleh pendanaan dari BPDPKS.
“Iya rasanya senang sekali karena proposal lolos dan memperoleh dana untuk melakukan penelitian,†terang Fithri, Selasa (14/5/2019).
Alasan Fithri dan timnya melakukan penelitian tersebut yaitu FAO (Food and Agricultural Organization) menyatakan Indonesia dan Malaysia adalah produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Sangat disayangkan, pemanfaatan kelapa sawit di Indonesia belum optimal karena tandan kosong kelapa sawit masih dianggap sebagai limbah sehingga perlu untuk memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan dasar pembuatan hidrogel. Selain itu, ikan sidat mengandung albumin tinggi dan melimpah di Indonesia sehingga diperlukan pula pemanfaatan ikan sidat untuk komponen pembuatan hidrogel.
“Jadi kan selama ini hanya diambil sawitnya saja sedangkan tandan kosong kelapa sawit ini hanya jadi limbah dan dibiarkan begitu saja, paling digunakan menjadi arang. Makanya saya dan tim memiliki inisiatif untuk mengubah tandan kosong kelapa sawit ini untuk dibuat plester luka dengan tambahan albumin dari ikan sidat yang memiliki khasiat cepat menyembuhkan luka,†kata Fithri.
Fithri menambahkan, Pulosakti ini merupakan plester luka modern berbasis hidrogel dengan sifat ramah lingkungan. Hidrogel dibuat dari limbah tandan kosong kelapa sawit. Sedangkan ikan sidat adalah komponen tambahan pada plester yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka karena tingginya kandungan albumin dalam ikan sidat.
Cara penggunaan Pulosakti sangat sederhana hanya dengan menempelkan plester pada bagian luka, dimana sebelumnya luka dibersihkan dengan air atau alkohol untuk menghilangkan kotoran dan darah. Efektifitas Pulosakti diperoleh dari uji luka pada tikus putih. Kemampuan percepatan penyembuhan luka diamati dan dibandingkan dengan plester luka konvensional komersil dan gel komersil. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pulosakti memiliki kemampuan penyembuhan luka yang sangat baik dan lebih cepat dibandingkan plester konvensional komersil dan gel komersil. Berdasarkan hasil uji tersebut, Pulosakti efektif digunakan sebagai pertolongan pertama pada luka.
Pulosakti ini memiliki keunggulan efektif mempercepat penyembuhan luka, ekonomis, ramah lingkungan, nyaman, tanpa bahan kimia berbahaya dan mudah dilepas tanpa melukai kulit.
Setelah penelitian berjalan selama enam bulan ini, Pulosakti sudah diuji dan hasilnya aman untuk digunakan. “Sudah ada produknya, bentuknya gel tapi padat seperti plester luka yang biasa diperoleh di pasaran. Setelah proses penelitian selesai, produk ini sudah siap dipasarkan. Dan kami pun telah memiliki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk produk ini,†ujarnya. (Sumber : uns.ac.id)