Suatu kekurangan yang dimilki harus bisa kita tutupi dengan suatu kelebihan atau kemampuan yang lain. Itulah kalimat yang bisa menggambarkan sosok Dyan Prabaswara, mahasiswa program studi S1 Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS). Berkat kreatifitas, inovasi, motivasi dan kerja keras mengantarkan Dyan penyandang low vision menjadi mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas tahun 2017.
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) 2017 Fakultas MIPA yang diselenggarakan pada hari Sabtu (4/3) di Hotel Dana Surakarta mengantarkan Paramuditaya Dyan Prabaswara menjadi mahasiswa berprestasi dengan menyisihkan perwakilan terbaik dari 7 program studi sarjana yang ada. Sederet prestasi tingkat internasional telah diraih Dyan diantaranya adalah berhasil menorehkan prestasi di kompetisi tingkat Asia Pasifik, Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) 2015 yang diadakan di Universitas Multimedia Nusantara. Dalam ajang ini, Dyan, begitu ia biasa disapa, meraih 3 gelar sekaligus. Ia meraih medali di dalam kategori e-Tools dan e-Life Map. Bahkan yang paling hebat, Dyan berhasil dinobatkan sebagai Global IT Leader atas prestasinya sebagai juara di banyak kategori mengungguli peserta-peserta dari 15 negara yang ada.
Maka tidak salah jika Dyan dinobatkan menjadi mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas tahun 2017.
“Keterbatasan penglihatan bukan menjadi penghalang bagi kita untuk berkarya,†demikian dikatakan Dyan saat ditemui disela-sela Pilmapres. Rintangan pada suatu kehidupan amatlah bervariasi. Namun dari semua rintangan yang ada, semua memilki satu kesamaan yaitu sama-sama harus dihadapi dan dilalui. Dari sinilah Dyan berfikir, untuk mengatasi keterbatasan penglihatan yang selama ini dia dan banyak orang alami harus diciptakan sebuah piranti yang membantu penyandang disabilitas penglihatan mengenali objek-objek disekitarnya.
Topi pintar atau Smart Cap, piranti yang digagas Dyan mampu mengenali benda, jalan, wajah, hewan, tumbuhan dan bentuk citra baru yang dapat diperbaharui sesuai dengan pengalaman pengguna. Topi pintar akan mengantarkan penyandang disabilitas penglihatan pada kemandirian hidup, dimana mereka tidak akan terlalu membutuhkan orang lain untuk menjelaskan apa yang berada disekitarnya. [M2]