FMIPA UNS — Melindungi diri dari wabah virus Covid – 19 tidak cukup hanya dari luar saja, namun juga dibutuhkan perlindungan dari dalam. Perlindungan dari luar diataranya adalah tetap mematuhi protokol kesehatan. Sementara perlindungan dari dalam salah satunya adalah dengan  meminum vitamin untuk meningkatkan imunitas dan stamina.

Namun demikian perlu dipahami oleh masyarakat bagiamana aturan minum vitamin. Jangan sampai kalap minum vitamin sembarangan dengan dosis sebanyak-banyaknya lantaran takut dengan Covid-19. Karena konsumsi suplemen atau vitamin dosis tinggi bisa berdampak negatif bagi kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu aturan meminum vitamin harus sesuai dengan dosis dan takaran yang pas.

“Meminum obat harus sesuai dosis, begitu juga dengan meminum vitamin. Konsumsi vitamin tidak boleh sembarangan, harus sesuai aturan. Karena efektivitas obat dan vitamin itu ada pada dosisnya,” jelas Dr. rer. nat. Saptono Hadi, S.Si., M.Si. Apt. yang merupakan pakar Farmasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini, Rabu (3/2/2021) sebagaimana dikutip dari laman uns.ac.id

Dr. Saptono Hadi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS juga menjelaskan bahwa setiap orang memiliki dosis masing-masing. Meminum vitamin pun berbeda-beda takarannya.

Dosis minum vitamin itu harus mempertimbangkan faktor kondisi tubuh seperti sehat atau sakit, faktor usia, dan faktor berat badan. Karena itulah, konsumsi vitamin juga sebaiknya sesuai saran dokter. Tujuannya adalah, untuk memastikan agar tambahan vitamin sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
Agar tidak berlebihan dalam konsumsi vitamin, cara terbaik untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan tubuh adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang.

Seseorang boleh mengonsumsi vitamin dengan bentuk yang berbeda-beda. Salah satu contoh ada yang meminum vitamin berbentuk sirup di pagi hari kemudian meminum vitamin berbentuk tablet di malam hari.

“Bentuk sediaan bisa macam-macam, sirup atau tablet. Hal yang paling penting yakni harus tetap mematuhi dosis. Jangan melebihi atau mengurangi. Nanti kalau melanggar bisa ada efek samping. Kalau berlebihan juga kerja ginjal bisa lebih berat,” pungkasnya. [MnR/ MIPA]