Para peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) menunjukkan inovasinya. Kali ini tim peneliti dari FMIPA UNS berhasil membuat kampas rem kereta dari bahan limbah.
Ketua tim peneliti FMIPA UNS, Dr. Sayekti Wahyuningsih mengatakan, kebutuhan kampas rem kendaraan maupun kereta api akan semakin banyak. Peluang pasar itu dijawab FMIPA UNS dengan melahirkan inovasi kampas rem yang terbuat dari berbagai bahan limbah. Produk inovasi ini dipastikan lebih bersaing harganya karena 90 persen merupakan kandungan lokal.
Lanjut Sayekti, kampas rem berbahan komposit dibuat dari komponen organik dan anorganik yang semuanya diperoleh dari limbah dan bahan yang mudah diperoleh. Diantaranya Titanium, diperoleh dari limbah pengolahan timah di Bangka, besi diperoleh dari pasir di Kulonprogo dan untuk prakteknya digunakan getah mete atau asam semut jambu mete dari Wongiri.
“Kampas rem KA inovasi UNS siap diproduksi massal dengan rekanan PT Rem Komposit Indonesia. PT KAI sudah memesan kampas rem berbahan komposit hasil inovasi UNS,†ujar Sayekti.
Seperti kampas luar negeri yang selama ini beredar, kampas hasil inovasi UNS tersebut bisa bertahan tiga bulan.
Hasil inovasi tersebut saat ini tengah diupayakan untuk menjalani berbagai uji koefisien friksi, uji performa, dan lainnya untuk meyakinkan kualitasnya tak kalah dengan produk impor.
Menurut  Sayekti, performa maupun uji pengunaan kampas rem sudah memenuhi standar nasional. Kualitas kampas sudah seperti produksi luar negeri yang selama ini beredar dipasaran. Produk inovasi UNS didanai Program Pengembanan Teknologi untuk Inustri Kemenristek Dikti.
Meski kecil, kampas rem merupakan barang konsumtif yang jumlah pemakaiannya cukup besar mengingat banyaknya KA yang dioperasikan di Indonesia. Dengan memproduksi sendiri kampas rem KA maka bisa mengurangi impor. Ini pasti bisa menekan devisa mengingat selama ini bahan baku kampas masih banyak yang impor. [ Dari Tabloid Sebelas Maret /astuti/sebelas maret]