Pada tanggal 2 April 2014 bertempat di Ruang Sidang I FMIPA telah dilakukan penandatanganan MOU antara Prof. Dr. Ir. Reginald A., Theijs, selaku Presiden Komisaris CV. PRIMA INDOARGO FORTUNA, dengan Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, MSc (Hons), PhD., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (UNS).
Kegiatan yang akan dilakukan bersama adalah pembudidayaan tanaman Miscanthus gigantheus di daerah Surakarta dan sekitarnya. Pilot plan akan dilakukan bersama antara CV. PRIMA INDOARGO FORTUNA, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (UNS). Miscanthus sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman sumber energi (bioenergy crop). Miscanthus dapat dikembangkan dengan masa panen sangat pendek, empat bulan saat pertama panen, dan tiap dua bulan untuk masa panen berikutnya. Tinggi rumput miscanthus dapat mencapai 8-12 feet dengan usia produktif tanaman mencapai 6-8 tahun.
Seperti tanaman bioenergi lainnya, batang miscanthus dapat dipanen untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk produksi panas dan tenaga listrik, atau untuk konversi ke produk lain yang berguna seperti etanol. Meskipun fokus kerjasama pengembangan miscanthus adalah untuk menghasilkan listrik dan memproduksi bahan bakar cair, rumput abadi miscanthus juga dapat ditekan menjadi pellet atau briket, dan digunakan sebagai bahan bakar pemanas untuk mengganti atau melengkapi bahan bakar yang terbuat dari serat kayu. Penggunaan biomassa padat dapat meningkatkan efisiensi energi sistem pembakaran lebih dari tiga kali lipat.
Manfaat Pemilihan sumber energi dari rumput
Rumput abadi memiliki banyak manfaat sebagai tanaman bioenergi. Rumput adalah kolektor energi surya yang sangat efisien dan cepat tumbuh. Rumput tidak hanya menyita dan menyimpan sejumlah besar karbon dalam sistem akar dan tanah, tapi juga sangat mudah tumbuh secara secara global di berbagai geografi, iklim, dan jenis tanah. Rumput dapat ditanam di lahan marjinal tidak cocok untuk produksi tanaman baris terus-menerus dan / atau di tanah pedesaan terbuka saat ini tidak dalam produksi pertanian. Rumput Miscanthus dapat menghasilkan lebih banyak biomassa per hektar dan setelah dibentuk membutuhkan input jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman tahunan yang memerlukan lebih banyak pupuk atau pestisida. Selain itu , rumput abadi ditanam untuk energi dapat memberikan aliran pendapatan baru dan profit center bagi petani dan pemilik tanah lainnya, dan mampu meningkatkan kualitas air dan satwa liar. Maka pembudidayaan rumput miscanthus dapat membantu meningkatkan produksi bahan bakar biomassa dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Erosi tanah, kualitas air, dan satwa liar manfaat juga dapat ditingkatkan tergantung pada jenis tanah dan tutupan tanaman saat diubah menjadi tanaman energi. Studi energi menunjukkan bahwa keuntungan yang signifikan dalam pengembalian energi dan mengurangi emisi karbon dapat dicapai dengan beralih menggunakan rumput sebagai bahan bakar biomassa.
Potensi besar lain dari rumput miskantus adalah bahwa miscanthus bukan tanaman pangan, sehingga tidak berkompetitif dengan kebutuhan pangan manusia dan fluktuasi harga tidak pernah tinggi, kecuali jika tanah yang digunakan untuk tanaman pangan dikonversi menjadi tumbuh tanaman ini. Sepertinya kita di Indonesia dapat optimis memanfaatkan tanah yang kurang produktif dengan pembudidayaan tanaman energi Miscanthus gigantheus sebagai sumber energi alternatif masa depan yang sangat murah dan ramah lingkungan.