FMIPA UNS – Untuk mengantisipasi dampak buruk Covid-19 seperti yang telah terjadi dibeberapa negara di Eropa dan Amerika, Program Studi (Prodi) Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan ventilator. Alat ini didesain khusus untuk membantu pernafasan pasien Covid-19 dimana pengembangan ventilator ini sangat diperlukan guna mengantisipasi dampak buruk Covid-19 yang akan terjadi.
Dr. Ahmad Marzuki dan timnya dari Laboratorium Optik & Fotonika FMIPA UNS sejak awal Maret 2020 mencoba untuk menciptakan ventilator guna membantu pernafasan bagi pasien Covid-19. Sebagaimana dikatakan oleh Dr. Marzuki, bahwa dengan tingkat kepadatan penduduk serta mobilitas penduduknya yang tinggi, Indonesia memiliki potensi yang cukup menghawatirkan untuk terjadinya penularan Covid-19 secara cepat.
“Kami berinisiatif membuat alat ventilator ini supaya jika sewaktu-waktu negara kita ada dalam keadaan sangat membutuhkan ventilator dalam jumlah besar seperti yang terjadi di Italia dan Amerika Serikat, kita siap untuk membantunya. Namun kita berdoa semoga kita tidak sampai ada pada kondisi yang demikian,” kata Marzuki dalam siaran pers, Jumat (24/4/2020).
Sebagaimana diketaui bahwa di Itali dan Amerika Serikat, Covid-19 menular sangat cepat, laju pertambahan warga negara terinfeksi Covid-19 ini jauh di atas laju pertambahan pasien yang yang sembuh. Akibatnya rumah sakit kewalahan. Jumlah kamar perawatan yang tersedia tidak mencukupi. Hal lain adalah rumah sakit kekurangan ventilator yaitu alat bantu pernafasan yang sangat dibutuhkan oleh pasien akut terpapar Covid-19.
Alat bantu pernapasan yang sifatnya darurat ini tidak hanya dikembangkan oleh UNS. Banyak perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ikut serta mengembangkan alat ini. “Sebut saja misalnya tim dari MIT, Oxford University, Rice University, ITB dan lain-lain,” ujarnya.
Ada perbedaan ventilator yang dikembangkan di UNS ini jika dibandingkan dengan yang lain. Ventilator versi UNS ini didesain untuk meminimalkan peluang tercampurnya kembali udara kotor yang dikeluarkan dari paru-paru pasien dengan udara bersih yang akan dimasukkan ke paru-paru pasien.
“Ventilator versi UNS ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang memungkinkan operator dapat mengatur kerja ventilator untuk disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi volume tidal, laju pernafasan, kadar O2 dan sebagainya. Hal ini yang menjadi kelebihan ventilator buatan FMIPA UNS dibanding ventilator lainnya,†imbuhnya.
Untuk versi pertama ventilator buatan UNS ini harganya sangat terjangkau namun tetap dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dunia medis. “Tim dari Prodi Fisika FMIPA UNS telah melakukan konsultasi ke Rumah Sakit (RS) UNS untuk masalah-masalah terkait dengan fungsi alat ini dan spesifikasi yang pas untuk standar medis,†kata Dr. Marzuki.
Dr. Marzuki dan tim akan terus mengembangkan ventilator pernapasan ini hingga ke standar medis dan tersertifikasi SNI. Dalam waktu yang tidak lama, mereka akan siap menerima pesanan alat pernapasan ini jika terdapat klinik atau RS ada yang membutuhkan.
Sementara itu, Dekan FMIPA UNS, Harjana, Ph.D menambahkan, hadirnya ventilator pernafasan untuk pasien Covid-19 dari Prodi Fisika ini merupakan bagian dari inovasi yang dilakukan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. “Tim dari Laboratorium Optik & Fotonika FMIPA UNS akan terus mengembangkan alat ini,†ujar Dekan. [MnR/MIPA]