Penelitian tentang pemanfaatan limbah tandan kelapa sawit dilatabelakangi oleh pemasalahan lokan yang terjadi di kota Solo dan sekitarnya. Menurut salah satu anggota tim, Marta Nauqinida, pengolahan limbah zat warna dari industry pabrik biasanya langsung dibuang sungai. Dimana hal ini menimbulkan masalah lingkungan.
Masih menurut Marta, zat warna yang dibuang akan mengakibatkan sungai tercemar. Dengan limbah tandan kelapa sawit yang sudah kita olah akan menjerat zat warna tersebut, sehingga air atau limbah zat warna tersebut sudah aman jika harus dibuang ke sungai.
Fakultas MIPA-UNS pada Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa ini, menerjunkan tiga tim yang kesemuanya berasal dari prodi Kimia.
Pekan Riset Sawit BPDP-KS
Kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia yang diadakan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit mendapatkan apresiasi tinggi dari kalangan peneliti dan akademisi di Indonesia.
Menurut Direktur BPDP-KS, Bayu Krisnamurthi, pekan riset sawit Indonesia merupakan sarana untuk mempertemukan peneliti dengan pelaku di industri sawit.
Dalam acara ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah berjalan selama 1 tahun, serta memamerkan produk-produk hasil penelitian.
“Penelitian dan pengembangan juga merupakan sarana yang digunakan untuk menjawab tantangan mengenai isu yang dikaitkan dengan sustainability, kerusakan lingkungan dan kebakaran,” jelas Bayu dalam Acara Pekan Riset Sawit Indonesia yang berlangsung di Bogor.
Pemanfaatan produk kelapa sawit serta turunannya tidak terlepas dari dukungan penelitian. Riset kelapa sawit dari hulu sampai hilir memberikan peluang-peluang investasi produk berdaya saing di masa depan. Hal ini yang dilakukan oleh Tim dari FMIPA UNS dengan memanfaatkan limbah tandan kelapa sawit sebagai zat absorben untuk limbah zat pewarna agar tidak merusak lingkungan. [M2]