FMIPA UNS – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia, Program Studi Ilmu Lingkungan Fakultas MIPA UNS dan Sustainable Development Goals (SDGs) Center Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan workshop Kepala Desa se Solo raya terkait standar pengelolaan sampah dalam percepatan program SDGs berbasis Dea di Solo Raya. Acara yang diselenggarakan secara luring di USN Inn dan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting pada hari Selasa (7/6/2022) dihadiri oleh Kepala Desa atau yang mewakili se solo raya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades), Kepala Dinas Lingkunagn Hidup Kabupaten Sukoharjo dan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Hadir pula mahasiswa dan perwakilan masyarakat dusun binaan, serta perwakilan Badan Riset Nasional (BRIN).
Menghadirkan dua orang pembicara masing-masing adalah Dr. Sri Wahyono, S.Si., M.Si.,dari Pusat Lingkungan dan Teknologi Bersih Badan Riset Nasional dan Arif Sholikin, Diektur Utama TIMDIS ID, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang daur ulang sampah dengan fokus utama limbah medis padat dan jirigen HD, yang berdiri pada tahun 2010.
Dalam paparannya Arif Sholikin mengatakan bahwa tata kelola sampah yang benar dan berkelanjutan mampu mendukung percepatan program SDGs Desa. Seluruh aspek pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh warga desa tanpa ada yang terlewat (no one left behind). Pembangunan desa mengarah pada 18 tujuan pembangunan berkelanjutan sehingga generasi mendatang tetap menjadi bagian dari pelaksanaan dan pemanfaatan pembangunan.
“Tata kelola sampah yang benar dan berkelanjutan mampu mendukung percepatan program SDGs Desa dan seluruh aspek pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh warga desa tanpa ada yang terlewat,†ujar Arif.
Masih menurut Arif, kunci sukses tata kelola sampah ada pada pemilahan timbulan sampah dari sumbernya. Semakin sampah terpilah dengan baik, maka hasil pengolahan selanjutnya juga akan semakin maksimal. Paling tidak ada beberapa jenis sampah diataranya adalah sampah alami atau sampah organik, sampah tidak alami atau sampah anorganik, dan sampah berbahaya atau sampah beracun.
Tempat pengelolaan sampah mesti menggunakan pendekatan konsep 3R, Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang). Pendekatan pengelolaan TPS 3R mulai dari menjemput sampah dari tiap rumah, pemilah sampah, daur ulang, pengelolaan sampah organik sampai pemanfaatan residu yang tidak bisa di daur ulang.
Sementara itu Dr. Sri Wahyono dari BRIN menyampaikan materi tentang pengolahan sampah berbasis komunitas. Menurutnya, pengelolaan sampah berbasis komunitas baik di tingkat rumah tangga maupun kawasan memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan sampah kota. Teknologi pengolahan sampah berbasis komunitas saat ini tersedia berbagai opsi diantaranya adalah teknologi komposting, biogas, budidaya BSF (Black Soldier Fly), biodrying, dan sebagainya. [MnR/MIPA]