FMIPA UNS – Merdeka belajar menjadi katalis terbentuknya ekosistem pentahelix, yang menghubungkan perguruan tinggi dengan dunia nyata, menjadikan perguruan tinggi sebagai mata air bagi industri, masyarakat dan pembangunan bangsa. Demikian disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D pada orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-24 FMIPA UNS pada hari Kamis (1/10/2020). Orasi ilmiah disampaikan secara daring dengan diikuti oleh Dosen, Mahasiswa, Tenaga Kependidikan dan Pimpinan Universitas.
“Semangat merdeka belajar dibutuhkan untuk menyuburkan kreatifitas generasi unggul, membuka ruang semesta belajar bagi mahasiswa dan menggandengkan perguruan tinggi dengan dunia nyata atau indusri.†demikian disampaikan oleh Prof. Nizam.
Lebih lanjut Prof. Nizam mengatakan bahwa dosen dapat diibaratkan sebagai ko-pilot, sementara mahasiswa sebagai pilotnya. Dengan demikian mahasiswa diharapkan bisa lebih siap menentukan dan merancang masa depannya. Dalam hal ini maka diperlukan pengetahuan di luar prodi bahkan diluar kampusnya.
Sehingga diharapkan meski masih berstatus sebagai mahasiswa namun sudah mampu menceburkan diri di dunia usaha, birokrasi maupun di masyarakat. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan diluar kampus asal, diantaranya adalah magang di sebuah perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah maupun perusahaan rintisan (startup). Juga bisa dengan dengan proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur dan lainnya.
Semua kegiatan yang dilakukan diluar kampus asal, wajib dibimbing oleh seorang dosen. Dengan dibimbing oleh dosen diharapkan mahasiswa bisa mencapai kompetensinya. Kegiatan yang berada di luar Perguruan Tinggi asal, misalnya magang atau proyek di desa dapat diambil sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks.
Ada beberapa aspek yang mendukung kampus merdeka belajar diantaranya adalah pembangunan wawasan kebangsaan yang konstektual. Pengembangan leadership dimana peran desen sebagai ko-pilo dan mahasiswa sebagai pilot, yang mampu untuk menentukan dan merancang masa depannya. Aspek kecerdasan dimana mahasiswa tahu akan hak dan kewajibannya terhadap bangsa dan negara. Tidak kalah pentingnya adalah entrepreneur mindset, dimana mahasiswa dituntut untuk memilki pola pikir yang solutif, siap menerima tantangan serta berani mencoba dan berani gagal untuk kemudian bangkit Kembali. Tidak ada kata berhenti dalam belajar, istilahnya menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.
Untuk menjadi kampus merdeka belajar maka diperlukan lingungan yang kondusif. Aspek terciptanya lingkungan yang kondusif adalah kampus yang nyaman, ditandai dengan kampus yang inklusif dan ramah difabel. Kampus yang aman, tidak ada pedurungan dan kekerasan seksual. Serta kampus yang sehat dimana tidak ada rokok dan narkoba, sehat jasmani, mental, spiritual dan sehat lingkungan.
Rektor berkesempatan memberikan sambutan pada orasi ilmiah Dies Natalis ke-24 Fakultas MIPA UNS. Sambutan disampaikan oleh Wakil Rektor bidang akademik Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. mewakili rektor. Dalam sambutannya Prof. Yunus mengatakan bahwa Fakultas MIPA menjadi salah satu pendukung utama dalam pemeringkatan UNS. Ini dibuktikan salah satunya dengan banyaknya dosen yang begelar doktor sebanyak 53 persen.
“Fakultas MIPA UNS menduduki kontribusi tertinggi dalam pemeringkatan Universitas,†ujar Prof. Yunus
Pada kesempatan ini juga disampaikan capaian kinerja Fakultas MIPA oleh dekan. Tahun 2020 FMIPA mendapatkan 40 dari 103 Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) UNS di tingkat nasional dan memperoleh peringkat 1 untuk tingkat Universitas. Saat ini ada sebanyak 3 prototipe industri dan ada 5 jurnal bereputasi nasional serta 1 jurnal bereputasi global. Sebagaimana disampaikan diatas, jumlah dosen bergelar doktor sebanyak 53 persen dari seluruh jumlah tenaga pengajar dan ini merupakan prosentase tertinggi di tingkat Universitas. [MnR/MIPA]