Penyerahan alat perangkap hama hama praktis dan aman bagi petani bawang merah di Desa Srimulyo Sragen diterima oleh Kepala Desa Srimulyo, Tri Prasetyo Utomo, S.Si. disaksikan oleh perangkat desa, petani dan juga tim riset group.

FMIPA UNS – Tim Pengabdian Pada Masyarakat Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat lampu perangkap hama yang praktis dan juga aman untuk petani bawang merah di Desa Srimulyo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Mitra dari kegiatan pengabdian ini adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bawang merah di Desa Srimulyo. Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa (21/06/2022) dihadiri oleh Kepala Desa Srimulyo, Tri Prasetyo Utomo, S.Si. beserta petani dan perangkat desa setempat.

Program tersebut dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang dihadapi petani di Desa Srimulyo dalam pengendalian hama seperti kupu-kupu atau dalam bahasa lokalnya dikenal sebagai klaper (spodoptera exigua), dan lalat pengorok daun (Liriomyza). Selain itu kendala yang dihadapi ialah adanya perbedaan produksi pada musim kemarau dan musim hujan, belum cukup tersedia varietas unggul bawang merah yang resisten terhadap hama dan penyakit. Disamping itu juga adanya ketergantungan petani bawang merah terhadap benih impor dan kendala dalam hal sosialisasi dan substitusi varietas unggul bawang merah.

Keberadaan hama tersebut menyebabkan petani menggunakan pertisida secara berlebihan karena petani beranggapan bahwa keberhasilan usaha tani ditentukan oleh keberhasilan pengendalian hama dan penyakit, yaitu dengan meningkatkan takaran, frekuensi dan komposisi jenis campuran pestisida yang digunakan.  Akibatnya biaya usaha tani bawang merah semakin tinggi dan keuntungan yang diperoleh tidak seimbang serta tidak memperhatikan konsep pertanian yang ramah lingkungan.

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Group Riset Fakultas MIPA UNS, hibahkan alat perangkap hama praktis bagi petani bawang merah di desa Srimulyo, Gondang Sragen pada hari Selasa (216/2022)

Dampak penggunaan pertisida berlebih ini diantaranya adalah dapat menjadi sumber pencemar bagi bahan pangan, air, dan lingkungan hidup, dan tertinggalnya residu pestisida didalam produk pertanian dan di dalam tanah, serta bahaya residu bagi kesehatan manusia. Alternatif lain yang telah dilakukan petani adalah dengan cara penanggulangan secara fisik menggunakan lampu perangkap. Akan tetapi alternatif tersebut membutuhkan biaya yang mahal karena penggunaan genset dan PLN sebagai sumber listriknya belum lagi dengan biaya untuk operator alat.

Solusi yang diberikan oleh tim pengabdian kepada masyarakat hibah grup riset Material Maju FMIPA UNS adalah menggunakan lampu perangkap hama yang aman, praktis dan tahan lama dengan memanfaatkan sumber energi listrik dari panel surya dan menggunakan penyimpanan energi berupa baterai lithium-ion untuk menggantikan genset dan PLN. Menurut Hendri Widiyandari, selaku ketua kegiatan pengabdian tersebut menyampaikan bahwa keunggulan yang dimiliki baterai lithium-ion adalah kapasitas energinya yang lebih besar serta lifetime yang lebih lama. Dengan adanya alat tersebut diharapkan dapat membantu para petani bawang merah dalam menangani permasalahan penanggulangan hama, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan hasil produksi bawang merah.

“Dengan alat yang kami hibahkan, diharapkan dapat membantu para petani bawang merah dalam menangani permasalahan penanggulangan hama, sehingga mampu meningkatkan hasil produksi bawang merah.” pungkas Hendri.  [MnR/MIPA]