energi 2Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Kamis, 13 Pebruari 2014 menyelenggarakan acara Talkshow dan Seminar dengan tema “ Hemat Energi Bukti Cinta Pada Negeri”. Talakshow yang diselenggarakan di Aula Gedung B Lt 4 menghadirkan tiga orang pembicara masing-masing adalah Dr. Mohammad Sohibul Iman (Wakil Ketua DPR RI), Darmawan Prasodjo, Ph.D (Ketua Program Studi Green Ekconomi Surya University) dan Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc. (Hons) Ph.D (Dekan FMIPA UNS).

Acara dihadiri lebih dari 250 peserta yang terdiri dari mahasiswa baik dari UNS maupun di luar UNS bahkan ada yang dari kalangan umum.
Harapan dengan adanya acara ini, peserta khususnya mahasiswa bisa mempunyai semangat terhadap kondisi yang ada di Indonesia. Ketika kembali ketempat atau daerah masing-masing, dengan caranya sendiri-sendiri mampu memanfaatkan energi secara bijak.

Dalam sambutan pembukaan, staff ahli rektor Dr. Drajat Tri Kartono yang mewakili rektor menyampaikan harapannya agar peseta bisa mengambil pelajaran dari kisah sukses para pembicara. Karena kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan secara akademik tapi juga mental.

“Meskipun lulusan UNS secara akademik baik dan tidak kalah dengan perguruan tinggi lain, namun sering gagal ketika menghadapi tes wawancara ketika melamar kerja. Hal ini disebebkan karena kapasitas untuk mengaktualisasai diri masih kurang”, demikian disampaikan Drajat.

Pada sesi pertama talkshow energi, Dr. Mohammad Sohibul Iman menyampaikan bahwa masalah atau problem energi bisa dilihat dari dua hal. Pertama adalah problem struktural dan kedua adalah problem kultural. Kita sering menyoroti masalah energi hanya pada problem struktural, namun kita lupa pada problem kultural. Problem struktural adalah menyangkut masalah kebijakan negara. Saat ini negara kita tidak punya arah yang jelas perihal kebijakan energi secara nasional. Menurut Sohibul Iman, krisis energi yang terjadi di negara kita adalah karena akibat arah ketidakjelasan blueprint.

Sementara problem kultural harus dimulai dari diri sendiri, melakukan langkah-langkah konkrit untuk penghematan energi. Seperti pada acara seminar dan talskshow kali ini. Perlu diketahu bahwa selama acara talkshow berlangsung, pendingin ruangan (AC) tidak dinyalakan, lebih mengandalkan udara dari luar. Sementara pencahayaan juga digunakan seperlunya. Tidak menggunakan tempat makan dan minum yag terbuat dari plastik maupun kertas. Sebagai bentuk kepedulian akan penghermatan energi guna mendukung program go green.

Sementara itu pengamat MIGAS Darmawan Prasodjo, Ph.D menyoroti tentang tata kelola minyak dan gas. Menurut Darmawan, paling tidak ada tiga unsur yang ikut mempengaruhi tatakelola migas, pertama adalah kebijakan dalah hal ini adalah pemerintah dan DPR, kedua adalah regulatori atau operasional dalam hal ini adalah SKK migas dan yang ketiga adalah unsur bisnis dalam hal ini adalah pertamina.
Dengan tata kelola migas yang jelas, kita dengan mudah menjawab pertanyaan bagaimana kita bisa menjadi bangsa yang besar dengan konsep kemandirian energi. Dan kedepannya kita akan bisa menguasai kekayaan alam Indonesia bahkan dunia. Masih menurut Darmawan, tujuan tatakelola migas Indonesia keliru. Kalau Negara lain tujuan tata kelolanya adalah bagaimana membangun Industri Migas Nasional dan Membangun Kemandirina Energi, sementara Indonesia tujuan pengelolaan migas nya adalah mengoptimalkan pendapatan negara bukan pajak. Bahkan menurut UU No 23 tahun 2001 disebutkan bahwa migas adalah sebuah komoditi. Ini adalah tujuan yang salah, demikain sambung Darmawan.

Sementara itu Prof. Ari lebih menyoroti masalah energi dari sisi ilmiah akademis, karena memang beliau seorang dosen yang konsen terhadap masalah energi. Bahkan beberapa tahun yang lalau Prof. Ari tergabung dalam salah satum tim perumus energi baru terbarukan.

Talshow diakhiri dengan sesi Tanya jawab. Pesan yang penting dari ketiga pembicara kepada peserta adalah, sebagai mahasiswa harus menjadi pemimpi agar bisa menjadi pemimpin.